Manajer PSMS Medan, Benny Tomasoa contohnya. Pria yang akrab disapa Bento itu menilai Djohar harus bertanggung jawab atas kekalahan 0-10 yang dialami tim Merah Putih dar Bahrain. Benny bahkan menyarankan agar Djohar kembali ke 'habitatnya', kampus.
Menurut Benny, sejak menjabat sebagai ketua umum PSSI, Djohar tidak menunjukkan niatnya untuk memajukan sepak bola nasional. Sebaliknya, mantan staf ahli Menpora itu menurutnya lebih banyak memicu perpecahan di kalangan stake holder sepak bola.
"Jadi dari pada lebih parah lagi Djohar sebaiknya menyerahkan posisinya itu kepada orang yang benar-benar punya kemampuan untuk membentuk tim nasional yang baik dan mampu menyatukan kalangan pesepakbola di Indonesia," kata Benny saat dihubungi VIVAbola.
Hal senada diungkapkan pejabat KONI Medan, Azam Nasution. Menurutnya sebagai tokoh berpendidikan, Djohar seharusnya pintar memposisikan dirinya sebagai ketua umum PSSI. Menurutnya, Djohar yang juga berasal dari Medan sebaiknya legowo untuk mundur.
"Djohar kan seorang pengajar dengan predikat profesor, jadi dia harus sadar dengan posisinya itu bukan ngotot untuk tetap menjadi ketua umum PSSI," kata Azam.
"Seharusnya dia sadar sudah begitu banyak memintanya untuk mundur karena itu lebih baik dan menginjak usianya sekarang lebih memfokuskan diri sebagai pengajar. Itu adalah habitatnya.”
Kekalahan 0-10 atas Bahrain merupakan momen terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. Kekalahan terburuk timnas sebelumnya adalah saat dibantai Denmark 0-9 pada sebuah laga persahabatan yang digelar di Copenhagen, 1974 lalu.
"Bila kekalahan yang paling besar yang diterima Indonesian ini tidak membuatnya sadar tidak punya kemampuan, maka paling tepat adalah dilakukannya Kongres Luar Biasa (KLB),” tambah Azam.
Vivanews.com
No comments:
Post a Comment