Popular Posts

1/23/2012

Iwan Setiawan: Saya Orang Paling Berbahagia Di Dunia

Hasil positif didapat pasukan Persija ISL di bawah asuhan pelatih Iwan Setiawan dalam lanjutan kompetisi Superliga Indonesia lawan Pelita Jaya di Stadion Manahan Kota Solo, Senin (23/1) sore WIB. Dalam laga tersebut, Persija mampu menumbangkan Safee Saly dan kawan-kawan dengan skor 2-0.

Kepada wartawan usai pertandingan, mantan pelatih Persijatim Solo FC ini mengaku sangat bergembira dan mungkin orang yang paling bahagia di dunia. "Saya hari ini norak, karena kenapa? Saya adalah orang yang paling bergembira di dunia ini," kata sang pelatih.
Iwan memberikan alasan yang unik ketika ditanya tentang kebahagiaan tersebut, yaitu telah mengalahkan mantan pelatih timnas U-23 Rahmad Darmawan. "Semua pelatih di liga terbaik di Indonesia sudah saya kalahkan, dan saya bersyukur sekali," kata Iwan.

Selain itu, Iwan mengakui kemenangan ini adalah berkat kerjasama yang dilakukan semua pemain Persija dari semua lini. "Saya berterima kasih kepada anak-anak kami, karena mereka telah berjuang keras, sehingga mampu megalahkan tim Pelita Jaya," sambung Iwan.

Dengan kemenangan ini, Persija berada di atas angin untuk menatap laga selanjutnya.

Goal.com

GOAL.com Indonesia Reader's Choice Awards 2011: Persija Jakarta Tim Terbaik Pilihan Pembaca, Redaksi Pilih Dua Tim

Berbicara prestasi di 2011, Persija Jakarta bisa dikatakan gagal total, baik di liga dan turnamen domestik. Namun demikian bukan berarti membuat mereka tidak bisa dibilang sebagai tim terbaik di Indonesia.

Buktinya, mayoritas pembaca GOAL.com Indonesia memilih Persija sebagai tim terbaik di 2011 lewat poling yang dibuka pada 1 Januari 2012 dan ditutup pada 14 Januari 2012 di laman GOAL.com Indonesia.

Hampir 30 persen suara, atau tepatnya 29.64 persen dari 11,336 suara yang masuk ke redaksi memilih Persija sebagai yang terbaik dengan 3,360 suara, mengungguli timnas Indonesia U-23 yang berlaga di Sea Games 2011, Semen Padang dan Persipuara Jayapura.

Hasil tersebut berbeda dengan pilihan redaksi GOAL.com Indonesia. Setidaknya ada dua tim yang layak dinobatkan sebagai yang terbaik di 2011.

Dua tim tersebut adalah timnas Indonesia U-23 yang berlaga di SEA Games dan Persipura. Alasannya jelas, kedua tim terhitung sukses memperbaiki citra sepakbola di mata dunia sepakbola Asia.

Timnas U-23 tampil bagus di SEA Games 2011, meski akhirnya kalah lewat drama adu penalti di final melawan Malaysia. Titus Bonai dkk harus puas dengan medali perak.

Sedangkan Persipura meraih kesuksesan di kompetisi domestik Superliga Indonesia. Selain itu, Persipura juga bisa menembus babak perempat-final Piala AFC, Liga Europa-nya Asia. Selain itu Persipura juga meraih kejayaan di sejumlah turnamen pra-musim.

Baik timnas Indonesia U-23 dan Persipura mendapatkan nilai 114 dari redaksi GOAL.com Indonesia. Sedangkan tim Indonesia All-Star Team AC Milan Junior Camp, yang menuai kejayaan di Milan, mengisi tempat kedua dengan 95 angka.

Arema Indonesia, runner ISL musim lalu, menempati posisi berikutnya diikuti Semen Padang dan juara divisi utama Persiba Bantul. Sedangkan Persija, yang menjadi terbaik pilihan pembaca menjadi tim paling akhir dengan hanya mengantungi 36 angka.

Goal.com

Persija Nodai Debut RD Bersama Pelita Jaya

Persija Jakarta berhasil membawa pulang tiga poin dalam partai lawatannya ke Stadion Manahan Solo, Senin 23 Januari 2012. Menghadapi Pelita Jaya FC, Macan Kemayoran berhasil menang dengan skor 2-0.

Dengan hasil ini, Persija berhasil merangsek ke papan atas klasemen sementara. Bambang Pamungkas dan kawan-kawan kini nangkring di peringkat enam dengan torehan 13 poin dari enam pertandingan.

Sedangkan Pelita berada di posisi 9 dengan torehan 11 poin dari sembilan pertandingan. Kekalahan ini juga menodai debut Rahmad Darmawan atau yang akrab disapa RD sebagai pelatih baru Pelita Jaya.

Sejak awal pertandingan kedua tim langsung memperagakan permainan terbuka. Namun tim tamu Persija mampu membuat kejutan di awal pertandingan ini. Tim berjuluk Macan Kemayoran ini berhasil unggul 0-1 saat pertandingan baru memasuki menit ke-5.

Berawal dari sebuah tendangan bebas dari Octavianus di sisi kiri pertahanan Pelita, bola justru mengenai Safee Sali dan tanpa ampun bola menjebol gawang kiper Pelita, I Made Wardana. Persija sementara unggul 0-1 atas Pelita Jaya.

Tertinggal, Pelita yang dimotori Safee Sali dan Alexander Bajevski mencoba membalas. Namun beberapa peluang yang diperoleh Pelita Jaya selalu berbuah kegagalan karena kurang tenang dalam penyelesaian. Peluang terbaik Pelita didapat Bajevski pada menit 34.

Namun sayangnya Bajevski yang telah berdiri bebas menerima umpan Engelbert Sani gagal memanfaatkan peluang emas itu. Bajevski kurang sempurna menyepak bola yang akhirnya bola melenceng jauh dari sasaran. Skor 0-1 untuk keunggulan Persija ini akhirnya bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua, Persija rupanya tetap tak merubah strategi dengan meladeni permainan terbuka Pelita meski telah unggul. Bahkan, Persija kembali menyuguhkan mimpi buruk bagi Pelita.

Hasilnya, pada menit 56, Persija kembali berhasil menjebol gawang Pelita lewat gol tandukan Pedro Javier dengan memanfaatkan sepak pojok Ismed Sofyan. Pedro sukses memenangkan duel dengan Victor Igbonefo dan ini menjadi gol kedua pedro.

Pelita sebenarnya tetap menciptakan beberapa peluang emas termasuk lewat tendangan keras Bajevski di dalam kotak penalti. Namun bola masih dapat diantisipisai kiper Persija, Galih Sudaryono.

Meski Pelita Jaya sempat mendominasi pada 10 menit sebelum bubaran, namun hingga pertandingan usai skor 0-2 untuk keunggulan Persija tidak berubah.

Susunan Pemain:
Pelita:
I Made Kadek Wardana (GK), Victor Igbonefo, Stanislav, Edi Hafid Murtado, Ruben Sanadi, Egi Melgiansyah, Joko Sasongko, Engelbert Sani, John Tarkpor, Bajevski, Safee Sali (c)

Persija:
Galih Sudaryono (GK), Ismed Sofyan, Leo Saputra, Fabiano Beltrame, Precious, Amarzukih, Robertino Pugliara, Ramdani Lestaluhu, Octavianus, Bambang Pamungkas (c), Pedro Javier.

Vivanews.com

1/20/2012

RD Tak Pedulikan Sanksi dari PSSI

Pelatih anyar Pelita Jaya, Rahmad Darmawan, tidak merasa khawatir terhadap ancaman sanksi dari PSSI terkait keputusannya bergabung dengan "The Young Guns".

Rahmad menerima kontrak di Pelita selama dua tahun setelah ia memutuskan mundur dari jabatan pelatih timnas U-23. Keputusan itu berisiko karena PSSI telah mengeluarkan pernyataan akan mengirimkan nama-nama klub beserta perangkat pertandingan yang terlibat di kompetisi Liga Super Indonesia kepada FIFA. Nama-nama tersebut terancam mendapat sanksi, seperti tak boleh memperkuat tim nasional.

"Saya tidak pernah lihat main di mana. Yang penting, saya senang bisa melatih kembali, apalagi melatih Pelita Jaya. Saya ingat sekali dulu bahwa yang ikut ISL hanya perangkat pertandingan yang dihukum. Buat saya tidak ada masalah. Kalau saya diskors, saya serahkan kepada Tuhan dan semoga Tuhan mengampuni mereka," kata RD seusai meneken kontrak dengan Pelita Jaya di Apartemen Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2011).

Rahmad mengakui bahwa keputusan itu ia ambil antara lain karena Pelita memberikan kesempatan kepadanya untuk mengembangkan karier di luar negeri. Pelita merupakan salah satu klub milik keluarga Bakrie. Selain itu, Bakrie juga membeli saham dua klub asing, yaitu VS Vise di Divisi II Liga Belgia dan Brisbane Roar di Liga Utama Australia.

"Saya mendapatkan kesempatan untuk melatih klub di luar negeri. Ini salah satu alasan saya," kata Rahmad. Mantan pelatih Sriwijaya FC itu akan menjalani debut bersama Pelita dalam laga melawan Persija Jakarta di Stadion Manahan Solo, Senin (23/1/2012).

Kompas.com

1/19/2012

RD Kaget Debutnya Lawan Persija

Pelatih anyar Pelita Jaya, Rahmad Darmawan, mengaku kaget karena harus melakoni debutnya melawan bekas klubnya, Persija Jakarta, dalam lanjutan Indonesia Super League di Stadion Manahan Solo, Senin (23/1/2011). Sebelum bergabung dengan Pelita, RD memang pernah dua kali mengarsiteki Persija pada musim 2005-2006 dan 2010-2011.

RD memandang bahwa laga nanti seperti upacara perpisahan dirinya dengan Persija, sekaligus upacara selamat datang di Pelita. "Saya juga kaget tanggal 23 Januari lawannya Persija. Beruntung pertandingannya di tempat yang netral. Saya memiliki banyak kenangan di Solo. Saat menangani Sriwijaya, saya meraih kemenangan di sana. Semoga saya mengalami hal sama di Pelita," kata Rahmad dalam acara penandatangan kontrak di ruang Serba Guna Lantai 5 Apartemen Cilandak, Jalan TB Simatupang kav. 38 B, Citos, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2012).

RD langsung mempersiapkan timnya dengan memimpin sesi latihan tim di base camp Pelita, di Sawangan, Depok, Jumat (20/1/2012). RD juga diharapkan bisa membawa Pelita juara. Saat ini, Pelita berada di peringkat kesembilan. Mereka terpaut delapan poin dari Sriwijaya FC sebagai pemuncak klasemen dengan mengoleksi 19 poin.

Kompas.com

1/18/2012

Bambang Pamungkas: Persija Jakarta Asli Ada The Jakmania

Striker Persija Jakarta Bambang Pamungkas mengungkapkan, untuk menentukan Persija Jakarta yang asli atau tidak terlalu sulit. Bambang mengatakan, Persija asli bisa dilihat dari dukungan yang diberikan kelompok suporternya, The Jakmania.

Menurut Bambang, Persija yang diakui PSSI saat ini bukan lah Persija yang dikenalnya. Seperti diketahui, PSSI mengakui Persija di bawah pengelolaan Bambang Sutjipto dengan bendera PT Persija Jaya.

“Persija Jakarta yang asli itu tidak harus ada Bambang Pamungkas-nya, tidak harus ada Ismed Sofyan-nya, tidak juga harus ada Bang Mansyur-nya (Perlengkapan kami yang sudah kurang lebih 17 tahun melayani pemain Persija Jakarta,” demikian tulis Bepe, sapaan Bambang, di laman pribadinya.

“Persija yang asli itu yang memiliki puluhan ribu pendukung setia bernama The Jakmania, pendukung militan Persija Jakarta yang selalu mendampingi kemanapun tim Macan Kemayoran berlaga. Itu lah tim Persija Jakarta yang sebenarnya.”

“Jika Anda sekalian masih ragu dan sangsi dengan Persija Jakarta yang sebenarnya, maka bertanyalah kepada bus Persija Jakarta yang berwarna oranye, dan bergambar macan itu.”

“Bus yang catnya sudah mulai memudar, mengelupas, serta berkarat itu akan bercerita secara detail siapa-siapa saja pemain, pelatih serta pengurus yang pernah berbaju Persija Jakarta selama 15 tahun terakhir.”

Bepe merasa kesal dengan kebijakan PSSI yang telah mengakui Persija di bawah pimpinan Bambang Sutjipto, dan menganggap tim itu sebagai Jakarta FC. Alasan ini juga yang membuat Bepe memilih bertahan di Superliga Indonesia (ISL).

“Akan menjadi sebuah hal yang aneh dan menjengkelkan ketika saat ini ada sebuah tim lain yang menggunakan nama kami, warna ciri khas kami, dan juga lambang kebesaran kami lengkap dengan satu bintang diatasnya,” cetus Bepe.

“Mereka mungkin dapat saja membohongi publik dengan segala tipu muslihat dan pemutarbalikan fakta. Tetapi mereka tidak akan pernah dapat membohongi pendukung setia kami The Jakmania, yang akan selalu mengerti mana Persija Jakarta yang sebenarnya.”

“Mereka boleh saja merampas nama kami, warna kami dan juga emblem kebesaran kami. Akan tetapi satu hal yang harus mereka ingat, semangat dan sejarah panjang Macan Kemayoran itu akan tetap berada disini di dalam hati dan sanubari kami sampai kapan pun.”

“Jadi mengapa saya memilih bermain di ISL bukan di IPL (Liga Prima Indonesia)..?? Jawabannya lebih pada ketidakrelaan saya melihat sebuah tim yang telah saya bela selama satu dekade, dan juga telah membesarkan nama saya, diperlakukan dengan semena-mena oleh PSSI,” tambah Bepe.

“Bukan karena saya tidak menghormati institusi PSSI beserta semua orang yang berada di dalamnya. Sekali lagi, bukan karena itu..!!”

“Bambang Pamungkas bisa saja hijrah ke klub lain, cepat atau lambat saya pasti tidak akan menjadi bagian dari tim ini lagi. Tapi tidak di saat-saat seperti ini. Tidak di saat tim kebanggan saya dalam keadaan yang sekarat dan limbung, sehingga membutuhkan dukungan moral untuk bangkit melawan segala ketidak adilan yang menimpa tim ini. Sekali lagi, tidak Disaat-saat Seperti Ini..!!!”

“Saya pernah patah kaki menggunakan seragam oranye kebesaran kami tersebut. Persija Jakarta yang diakui PSSI saat ini bukanlah Persija Jakarta yang saya kenal selama ini. Saya yakin dalam lubuk hati yang paling dalam, semua orang akan mengerti, Mana Persija Jakarta dan mana Jakarta FC.”

“Satu bintang itu milik kami, bukan milik kalian.”

Goal.com

1/17/2012

Bambang Pamungkas: PSSI Mencederai Hakikat Kompetisi

Striker Persija Jakarta Bambang Pamungkas menilai PSSI telah mencederai hakikat dan semangat sebuah kompetisi lewat keputusannya yang mengatrol enam tim ke kasta tertinggi.

Melalui laman pribadinya Bambang mengungkapkan, dirinya sempat berharap terjadi perubahan sepakbola nasional menuju arah yang lebih baik setelah tumbangnya kepengurusan Nurdin Halid. Namun seiring berjalannya waktu, berbagai keputusan PSSI, terutama terkait kompetisi, membuat sepakbola nasional kembali menjadi tidak kondusif.
“Saya sangat setuju dengan reformasi di tubuh PSSI ketika itu. Tapi mari kita lakukan reformasi tersebut sesuai dengan koridor-koridor yang berlaku,” tulis Bambang.

Ditambahkan Bepe, sapaan Bambang, titik awal permasalahan muncul ketika berkaitan dengan kompetisi. Berawal dari jumlah kontestan yang mencapai 36 tim dengan sistem dua wilayah, kemudian dikurangi menjadi 24 tim memakai format satu wilayah.

Kondisi makin diperparah dengan proses verifikasi seadaanya, serta penyusunan jadwal yang amburadul. Akibatnya, situasi itu membuat tim-tim peserta merasa tidak puas atas kinerja penyelenggara kompetisi yang baru, dalam hal ini PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

“Disinilah menurut saya titik awal permasalahan yang sebenarnya. Setelah proses reformasi yang berjalan dengan sedemikian baiknya, maka tahap selanjutnya yang paling krusial adalah segera menjalankan roda kompetisi dengan baik, dan di sini lah bola salju itu mulai bergulir,” tambah Bepe.

“Hal tersebut diperparah dengan bersikerasnya PSSI memasukkan nama enam tim ke kasta tertinggi kompetisi di Indonesia. Tim-tim tersebut adalah Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Persema Malang, PSMS dan Bontang FC.”

Menurut Bepe, semangat dan hakikat kompetisi adalah membuat sebuah iklim persaingan positif yang pada akhirnya akan menghasilkan siapa terbaik, pantas bertahan dan harus rela turun kasta.

“Menurut saya ini adalah pedoman dasar. Karena, tanpa menghasilkan tim juara, tim yang mampu bertahan dan tim yang harus terdegradasi, maka tensi dan kualitas kompetisi akan datar-datar saja dan tidak menarik sama sekali,” ucap Bepe.

“PSSI jelas mencederai hakikat dan semangat kompetisi. Karena di belahan dunia manapun, tidak ada sebuah tim promosi ke kasta tertinggi hanya berdasarkan catatan sejarah kebesaran klub tersebut, apalagi tim yang berstatus tim degradasi terbaik.”

“Jika tim yang berhasil bertahan setelah melalui tahapan play-off, mungkin masih dapat diterima. Tapi sebagai tim degradasi terbaik, tentu hal ini juga akan sangat sulit untuk diterima akal sehat.”

Goal.com

1/15/2012

Persija Tundukkan PSPS 2-0

Persija Jakarta berhasil membawa pulang poin sempurna dalam kunjungannya ke markas PSPS Pekanbaru. Macan Kemayoran menang 2-0 berkat gol Fabiano Beltrame dan Bambang Pamungkas.

Dijamu PSPS di Kuansing Sport Center, Minggu (15/1/2012), Persija sempat tertekan pada awal-awal pertandingan. Ambrizal berpeluang membawa PSPS unggul pada menit ke-17. Tapi, tendangannya masih terlalu lemah.

Berselang dua menit, Fajar Handika juga tak bisa memaksimalkan peluang. Tembakan jarak jauhnya masih melayang di atas gawang Persija.

Persija mencetak gol pertama pada menit ke-32. Diawali sebuah sepak pojok, tercipta kemelut di kotak penalti PSPS. Fabiano yang tidak terkawal berhasil memanfaatkan bola liar untuk menjebol gawang tim tuan rumah.

Pada babak kedua, PSPS berusaha menyamakan kedudukan. Tembakan Herman Dzumafo ke tiang jauh masih melebar. Isnaini yang mencoba mencocornya juga gagal.

Persija menciptakan peluang pada menit ke-51. Berawal dari tendangan bebas Oktavianus yang membentur tiang, Robertino Pugliara menyambut bola rebound dengan kepalanya. Tapi, kiper Fance Hariyanto masih sigap menepis bola.

Fance kembali mengamankan gawang PSPS beberapa saat kemudian. Dia membuang tembakan spekulasi Ramdani Lestaluhu yang sangat membahayakan.

Gol kedua Persija tercipta pada menit ke-73. Memanfaatkan operan matang Rudi Setiawan, Bambang dengan cerdik mengirim bola ke tiang jauh tanpa bisa dijangkau Fance.

Hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-0 untuk Persija tetap tak berubah.

Kemenangan ini mengangkat Persija ke peringkat ketujuh klasemen sementara Indonesian Super League (ISL) dengan koleksi 10 poin dari lima partai. PSPS di peringkat ketiga dengan 12 poin dari tujuh laga.

Detik.com

Menpora: Pemerintah Tak Setujui KLB PSSI

Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng menegaskan, pihaknya menolak Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang diusung Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI).

"Pemerintah tidak sepakat dengan kongres luar biasa karena kami fokus pada pembinaan dan jangan sampai semuanya terjebak pada struktur pengurus yang berpolemik," ujar Andi Mallarangeng di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sabtu.

Ia mengatakan, pemerintah sudah lama mengurusi kepengurusan PSSI, maka dari itu dirinya menegaskan akan fokus pada pembinaan kepemudaan dan atlet-atlet yang meng harumkan nama bangsa ini.

Salah satu upaya yang ditempuh untuk menyelesaikan polemik di tubuh PSSI yakni dengan cara melakukan arbitrase.

Upaya itu dilakukan sesuai dengan Undang Undang Keolahragaan serta Sistem Keolahragaan Indonesia yakni arbitrase. Langkah tersebut ditempuh jika mediasi tidak kunjung membuahkan hasil.

"Biarlah kalau ada masalah di antara pengurus, itu diselesaikan lewat arbitrase sehingga kita fokus pada urusan olahraganya, sepak bolanya dan atletnya. Ini sesuai dengan Undang Undang Keolahragaan serta Sistem Keolahragaan Nasional (KSN)," katanya.

Dalam mekanisme arbitrase itu, lanjut Menpora, akan diketahui siapa yang salah dan siapa yang benar. Jika memang nanti ada kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak memuaskan PSSI pasti akan diketahui dalam mekanisme arbitrase itu dan juga akan ada putusan-putusan yang mengikat dan harus diterima seluruh yang bertikai.

Sebelumnya, KPSI mencanangkan Kongres Luar Biasa PSSI pada 6 Maret 2012 dengan membawa permasalahan itu ke Komisi X DPR. Kalangan DPR sendiri menyampaikan kekhawatirannya terhadap kemungkinan konflik sepak bola dibawa ke wilayah politik.

Bola.net

1/14/2012

Mundari Karya Waspadai Kekuatan Persija Jakarta

Pelatih PSPS Pekanbaru Mundari Karya meminta kepada anak asuhnya untuk mewaspadai serangan bergelombang anak-anak 'Macan Kemayoran' Persija Jakarta pada lanjutan laga ISL Minggu (15/1) di stadion Sport Center Kuansing, Riau.

"Persija lebih kuat dari tim yang sebelum-sebelumnya yang sudah kita lawan. Ini tim berbeda. Bukan secara individu, namun secara tim mereka sangat solid," kata Mundari.

Dikatakannya, kekuatan Persija bukan terletak dari skil individu para pemainnya, namun soliditas tim. Mundari berpendapat kerja sama tim mereka, benar-benar prima dalam berlaga di setiap pertandingan.

Begitu juga mental pemain-pemain Macan Kemayoran' yang menurut Mundari sangat bagus.

"Pemain-pemain yang menghuni di tim Persija sekarang kebanyakan pemain yang sudah memiliki segudang pengalaman. Contohnya saja Ismed Sofyan, Bambang Pamungkas dan beberapa pemain lainnya," ujar Mundari.

"Apalagi Persija saat ini banyak dipenuhi pemain muda. Semangat pemain muda ini pun menjadi penambah keunggulan Persija dari tim lain, ditambah pemain sekelas Bambang Pamungkas yang sarat pengalaman, jadilah kekuatan tim ini menambah daya serang mereka," katanya.

Mundari Karya juga menunjuk sejumlah pemain muda bertalenta dan berpengalaman ikut memperkuat Timnas, seperti Hasyim Kipuw, dan Ramdani Lestaluhu.

"Karenanya, secara tim, semua ini harus diwaspadai, sebab menjadi ancaman bagi kami nanti," tuturnya.

Kendati begitu, Mundari punya catatan tersendiri atas Persij, tim binaan pelatih Iwan Setiawan ini memiliki kekuatan seimbang, yakni dalam bertahan maupun menyerang.

"Itu karena semua pemainnya bermain sangat disiplin, Pemain sayapnya juga sangat bagus. Awal serangan biasanya dari sayap, dan pemain sayap inilah juga yang selalu membantu pertahanan," kata Mundari yang merupakan mantan pelatih Timnas U-16 itu..

Bola.net

1/10/2012

Lawan PSPS, Persija Bakal Tampil Full Team

Bek sayap Persija Jakarta Ismed Sofyan optimistis timnya mampu mencuri poin di kandang PSPS Pekanbaru, 15 Januari 2012. Pasalnya, Macan Kemayoran bakal tampil dengan kekuatan penuh pada lanjutan Liga Super Indonesia (ISL) 2011-12 nanti.

Persija sampai saat ini masih berada di posisi kesepuluh klasemen ISL 2011-12. Dengan mengantongi tujuh poin dari empat laga, Persija masih butuh perjuangan keras untuk mendaki hingga puncak klasemen yang saat ini masih dikuasai Sriwijaya FC.

Pekan depan, Persija akan bertandang ke kandang PSPS Pekanbaru. Menurut Ismed, ini merupakan momen bagi timnya untuk mendulang poin meski grafik penampilan tuan rumah PSPS sedang meningkat.

"Beberapa pemain kami sudah kembali bisa diturunkan. Sebelumnya memang ada yang terkena kartu merah dan akumulasi kartu. Pertandingan besok kami sudah bisa full team. Peluang mencuri kemenangan juga terbuka," ujar Ismed, Selasa, 10 Januari 2012.

Selain ditopang amunisi yang lengkap, Persija juga tertolong oleh masa persiapan yang cukup panjang. Dengan demikian, pelatih Macan Kemayoran, Iwan Setiawan, memiliki waktu yang cukup untuk mengasah kembali kemampuan punggawa-punggawanya.

"Beberapa hari ini kami fokus untuk barisan belakang. Setelah itu dalam agenda latihan kami juga akan membenahi barisan depan, bagaimana penyelesaian akhir atau finishing touch. Masih ada waktu mempertajam tim sebelum ke Riau," beber Ismed.

Vivanews.com

1/07/2012

Dua Petinggi PT Liga Ajukan Banding ke KPSI

Komisaris Utama PT Liga Indonesia, Harbiansyah Hanafiah, dan Presiden Direktur PT Liga, Syahril Taher, mengajukan banding ke Komisi Banding bentukan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), Jumat 6 Januari 2012.

Sekjen KPSI, Hinca Pandjaitan, menegaskan berkas banding dari kedua petinggi PT Liga itu menjadi agenda kerja pertama Komding KPSI. Tak hanya Komding, Komisi Disiplin (Komdis) bentukan KPSI juga mulai aktif bekerja dalam beberapa hari ke depan.

"Badan peradilan yang telah dibentuk akan segera bekerja. Berkas banding dari Harbiansyah dan Syahril Taher sudah diterima. Kemungkinan besar, keputusannya akan dikeluarkan dalam waktu dekat. Mereka akan mulai bekerja Senin besok," ujar Hinca di kantor KPSI, Senayan, Jakarta.

Harbiansyah dan Syahril mengajukan banding ke Komding KPSI setelah dijatuhi hukuman oleh Komdis PSSI, pertengahan Desember 2011 lalu. Presiden Persisam Putra Samarinda dan Ketua Umum Persiba Balikpapan tersebut dijerat Pasal 57 ayat 1 dan 4 Kode Disiplin PSSI.

Oleh PSSI kepengurusan Djohar Arifin Husin, keduanya dijatuhi hukuman larangan beraktivitas di sepakbola nasional selama tiga tahun karena keterlibatannya di PT Liga yang merupakan pengelola Indonesia Super League (ISL). Tak hanya itu, mereka juga wajib membayar denda sebesar Rp150 juta pada PSSI.

Harbiansyah dan Syahril mengajukan banding ke Komding KPSI setelah tidak mengakui kepengurusan PSSI saat ini.

"Selain kasus itu, Komdis dan Komding juga akan bekerja sesuai fungsi mereka. Komdis akan menerima pengaduan pelanggaran dengan menerima laporan dari kompetisi dan lainya. Begitu juga dengan Komding. Mereka kini tinggal menunggu laporan dari bergulirnya kompetisi," tegas Hinca.

Vivanews.com

Konflik PSSI Korbankan Masa Depan Pemain

Pengamat sepak bola, Avian Tumengkol, menilai kisruh yang terjadi di tubuh PSSI telah mengorbankan nasib dan masa depan pemain.

"Pemain kita adalah profesional yang dibayar mahal untuk berjuang demi nama Garuda (Timnas). Dengan kekacauan ini, para pemain menjadi korban utama yang akan mengecewakan para pecintanya," kata Avian yang juga mantan Wakil Direktur Liga Primer Indonesia (LPI) wilayah Sumatera.

Akibat kekisruhan itu juga, menurut Avian, citra dan kredibilitas PSSI sudah tidak lagi mendapat simpati dan respek masyarakat pecinta sepak bola nasional di Indonesia.

"Jika tidak dihentikan dan segera mengambil langkah-langkah solutif, maka masa depan sepak bola nasional kita akan terancam dan mati konyol," kata Avian.

Ia berpendapat, para petinggi PSSI bertanggung jawab untuk segera mencari jalan keluar atas kekisruhan tersebut karena jika dibiarkan akan merugikan para pemain dan pecinta sepak bola Indonesia.

"Keegoisan petinggi PSSI telah mengorbankan semangat para pemain," kata Avian.

Menurutnya, Arifin Panigoro seharusnya bisa lebih memikirkan para pemain dan industri sepakbola itu sendiri, bukan hanya memikirkan kepentingan dan ego diri sendiri. Ego ini, katanya, tidak lain adalah gengsi terhadap petinggi Indonesian Super League (ISL), dalam hal ini Nirwan Bakrie.

"Arifin dan Nirwan seharusnya duduk bersama-sama untuk membahas solusi dan masa depan sepak bola nasional kita," tambahnya.

Avian menambahkan konflik PSSI ini tidak hanya antara Arifin Panigoro dengan Nirwan Bakrie tapi juga melibatkan sosok-sosok besar yang berada di belakang mereka.

Saat ini timnas Indonesia terancam tidak diperkuat oleh pemain terbaik mereka karena mayoritas pemain timnas bermain di kompetisi ISL yang dinilai ilegal oleh PSSI.

Bola.net

1/05/2012

Kisruh Tak Kunjung Usai, KONI Segera Bertemu PSSI

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mengagendakan pertemuan dengan PSSI guna membahas permasalahan yang terjadi pada federasi sepak bola Indonesia itu.

Ketua Umum KONI Tono Suratman mengatakan permasalahan yang terjadi di PSSI bisa diselesaikan jika semuanya patuh pada aturan (statuta) yang telah ada.

"Besok, Kamis (05/1), kami akan melakukan pertemuan dengan PSSI untuk membahas kondisi terakhir yang terjadi," katanya di sela persiapan Olimpiade 2012 di Kantor Kemenpora Jakarta.

Pihaknya menegaskan, PSSI saat ini bukanlah terjadi kisruh. Yang terjadi saat ini hanyalah kisruh dalam menjalankan program yang telah ditetapkan. Untuk itu KONI akan berusaha atau memediasi antara PSSI dengan pihaknya yang saat ini kurang mendukung kebijakan yang ada.

Menurut dia, KONI sangat tidak setuju dengan mosi tidak percaya yang diajukan oleh Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang merupakan bentukan anggota PSSI dalam Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) beberapa waktu lalu.

"Semua itu ada mekanismenya. Dalam organisasi, keputusan tertinggi itu ada pada kongres," kata pria yang saat ini masih menjabat sebagai Komandan Satlak Prima itu.

Ia menjelaskan, jika melalui mekanisme kongres tidak bisa diselesaikan pihaknya menyarankan untuk membawa permasalahan yang ada ke pengadilan arbitrase atau CAS.

Hanya saja, kata dia, KONI selaku induk organisasi olahraga di Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin agar permasalahan yang ada bisa secepatnya dilakukan. Bahkan KONI juga telah melakukan pertemuan dengan KPSI.

Dengan adanya kemelut dalam tubuh PSSI, persepakbolaan Indonesia terpecah menjadi dua termasuk dengan kompetisi tertinggi di Tanah Air. Jika permasalahan ini tidak segera diselesaikan pada terancam sanksi dan FIFA.

Bola.net

1/04/2012

FIFA Tegaskan Hanya Akui PSSI, Bukan ISL

Klaim Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) bahwa mereka sudah mengambil alih kendali PSSI ternyata tak mendapatkan pengakuan dari otoritas tertinggi sepak bola dunia, FIFA.

Dalam suratnya yang diterima Republika, FIFA mengemukakan bahwa mereka tetap mengakui PSSI sebagai pengendali seluruh kegiatan sepak bola nasional dan memiliki hak sepenuhnya untuk menjalankan kompetisi sepak bola di tanah air.

Intisari surat tersebut, FIFA tetap mempercayakan pengelolaan sepak bola Indonesia pada kepemimpinan Djohar Arifin Husin, sekaligus tidak mengakui eksistensi dari ISL sebagai liga yang resmi.

Berikut nukilan dari surat FIFA tersebut:

FIFA would like to highlight that the role of the PSSI is to organise and supervise in all its form at national level, as well as to control association football in the territory of its country, as stipulated in the FIFA Statutes (cf. art. 10 and art. 13 of the FIFA Statutes).

FIFA and AFC strongly encourage the PSSI and the clubs that have joined the break-away ISL to find an amicable solution to the current situation for the common good of Indonesian football. However, should this not be possible, the PSSI must take appropriate measures to ensure that all football activities remain under its control.

As you know on 15 December 2011 a meeting between a FIFA/AFC delegation and PSSI took place in Tokyo. PSSI was reminded that Art. 18 al. 1 of the FIFA Statutes prescribes that â€Å“Leagues or any other groups affiliated to a Member of FIFA shall be subordinate to and recognized by that Member.

The ISL is neither subordinate to nor recognized by PSSI. The clubs playing in the ISL, by their action, are jeopardizing the capacity of PSSI to comply with the FIFA statutes. It is thus essential that PSSI takes appropriate measures in order that the clubs playing in the ISL come back under the control of PSSI.

FIFA advises that no PSSI official (in particular referees) should officiate in the ISL. Players playing in the break-away ISL will not be able to be transferred abroad, as the Transfer Matching System (TMS) will be switched off for the ISL clubs. These players should also not be allowed to play in their national team.

Should the situation not be resolved by 20 March 2012, FIFA will have to report the case of the PSSI to the FIFA Associations Committee for review and possible sanction

Kind regards,

FIFA Media department


Atau bila diterjemahkan bebas adalah seperti ini:

FIFA ingin menegaskan jika peran PSSI adalah untuk menyelenggarakan dan mengendalikan semua bentuk kegiatan di level nasional, pun juga mengendalikan asosiasi sepak bola dalam wilayah negaranya, sebagaimana diatur dalam statuta FIFA (pasal 10 dan pasal 13).

FIFA dan AFC memberi dorongan kuat untuk PSSI dan klub yang bergabung dengan liga yang memisahkan diri, ISL, untuk menemukan solusi yang menenangkan bagi situasi saat ini, demi kebaikan persepakbolaan Indonesia. Meski demikian, jika itu tak dimungkinkan, PSSI harus mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan semua aktivitas sepak bola masih dalam kendalinya.

Sebagaimana kita ketahui pada 15 Desember 2011 diadakan pertemuan antara delegasi FIFA dan AFC bersama PSSI di Tokyo. PSSI diingatkan bahwa pasal 18 ayat 1 dari Statuta FIFA menetapkan bahwa liga atau semua grup lain yang terafiliasi dengan anggota FIFA harus berada di bawah atau diakui oleh Anggota FIFA tersebut.

ISL tidak tunduk atau diakui oleh PSSI. Klub yang bermain di ISL, lewat aksi mereka, tengah membahayakan kapasitas PSSI untuk menegakkan statuta FIFA. Oleh karenanya amat penting agar PSSI mengambil langkah yang tepat demi klub-klub tersebut kembali berada di bawah kendali PSSI.

FIFA menyarankan agar tak seorang pun ofisial PSSI (terutama wasit) untuk memimpin di ISL. Pemain yang berlaga di dalam liga yang memisahkan diri tak akan bisa hijrah ke luar negeri, karena Transfer Matching System (TMS) akan dimatikan untuk klub-klub ISL. Para pemain ini juga tak akan diijinkan bermain di tim nasionalnya.

Andai situasi ini tak diselesaikan hingga 20 Maret 2012, FIFA akan melaporkan kasus PSSI ini pada Komite Asosiasi FIFA untuk dipelajari dan kemungkinan pemberian sanksi.

Bola.net

Dahlan Iskan Soal Pencalonan Dirinya Jadi Ketum PSSI

Saat kepengurusan PSSI masih dalam hitungan bulan, nama Dahlan Iskan mendadak muncul sebagai calon ketua umum yang baru. Menteri BUMN itu punya syarat jika dirinya benar-benar ada yang mencalonkan.

"Belum dengar aku, belum dengar," sahut Dahlan Iskan saat ditanya soal kabar dirinya dimajukan oleh Pengprov Jawa Timur sebagai ketua umum PSSI.

"Begini, rasanya tidak mungkin kalau tidak diizinkan presiden. Tidak mungkinlah, artinya untuk jabatan ketua umum PSSI harus ada izin dari presiden, harus ada tugas dari presiden untuk saya karena saya kan menteri yang tugasnya di bidang yang berat sehingga tidak mungkin menyatakan menerima tanpa ada ijin dari presiden," papar dia.

Saat didesak wartawan soal kesediaan dirinya untuk dicalonkan, Dahlan tak menutup peluang tersebut. Namun dia punya syarat yang harus dipenuhi jika dirinya benar-benar duduk sebagai ketum PSSI.

"Mmhhhhh aku nggak bisa ngomong sama sekali. Juga ada syarat yang sangat khusus dan belum tentu mereka setuju. Misalnya pengurus PSSI semuanya harus di bawah umur 45, belum tentu mereka setuju."

"Kenapa di bawah 45? Supaya generasi yang konflik ini tidak terlibat lagi, tidak akan berlarut-larut terus. Ini kan sudah terlalu mendarah mendaging dan jangan dianggap enteng loh. Generasi baru di PSSI di sepakbola ini yang di bawah 45 tahun ini banyak yang bagus, termasuk untuk jd pengurus."

Detik.com

1/03/2012

KPSI & PSSI Berkantor di Gelora Bung Karno

Ketua Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) Tony Apriliani, menegaskan pihaknya tidak akan mengambil alih kantor PSSI di Senayan, Jakarta. Menurutnya, KPSI hanya menempati salah satu ruangan di lokasi yang tak jauh dari PSSI.

Sebelumnya Anggota Komite Eksekutif PSSI, Roberto Rouw, mengatakan, KPSI akan mengambil alih kantor PSSI mulai Senin, 2 Januari 2012. Namun hal ini diklarifikasi oleh Toni.

"Siapa yang bilang begitu? Saya enggak pernah bilang seperti itu. Yang benar kami berkantor di wilayah di sekitar PSSI. Semua sudah siap," ujar Toni saat dihubungi wartawan.

KPSI sendiri rencananya mulai berkantor di Senayan hari ini. Selanjutnya, KPSI akan bekerja sesuai agenda, yakni mengambil alih peranan dan tugas PSSI sembari mempersiapkan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Surabaya, 6 Maret nanti.

Menurut Toni, pihaknya segera menjalankan roda organisasi sesuai amanat mayoritas anggota PSSI. Seperti diketahui, sebanyak 452 dari total 583 anggota PSSI, baik dari klub maupun Pengprov sepakat untuk mencabut mandat mereka dari kepengurusan PSSI Djohar Arifin Husin, dan menyerahkannya pada KPSI.

Setelah kepengurusan saat ini demisioner, KPSI sebagai pengganti sementara kepengurusan PSSI akan mempersiapkan Kongres Tahunan PSSI pada 21 Januari mendatang di Bandung, Jawa Barat. Agenda pokok kongres tersebut adalah memilih Komite Pemilihan, serta Komite Banding Pemilihan.

Sementara itu, puluhan orang berkaos hitam sudah terlihat berjaga di kantor PSSI sejak pagi tadi. Mereka mengaku berasal dari Tanah Abang. Pada baju yang dikenakan tertulis SATGAS

"Kami dari Tanah Abang. Ini semua anak-anak dari Tanah Abang. Kami pernah jaga di sini sebelum tahun baru dan sekarang diminta jaga di sini lagi. Belum tahu sampai kapan," ujar salah seorang di antaranya saat ditemui VIVAnews.

Vivanews.com

1/02/2012

KPSI Segera Tuntaskan Dualisme Persija

Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) berjanji akan menyelesaikan dualisme kepemilikan Persija Jakarta dan klub lain yang memiliki persoalan serupa. Menurut Ketua KPSI, Tony Apriliani, dalam penyelesaian sengketa ini, KPSI berjanji akan bersikap adil dan bijaksana.

"Penyelesaian persoalan klub-klub itu memang menjadi konsen kami di KPSI. Saya sendiri menganggap persoalan dualisme di klub ini timbul lantaran hilangnya rasa keadilan dan kejujuran. Misalnya Persija, kita semua tahu Persija mana yang sejak tahun-tahun sebelumnya main di liga. Sekarang tiba-tiba ada Persija baru, dan itu yang dianggap sah. Ini kan aneh," ujar Tony, Minggu 1 Januari 2011.

Senada dengan Tony, anggota KPSI yang juga Ketua Pengprov PSSI DKI Jakarta, Hardi Hasan juga bertekad untuk segera menuntaskan persoalan tersebut. Hardi mengatakan, KPSI dalam kerangka pembentukannya adalah untuk meluruskan PSSI dari segala sesuatu yang dirasa melenceng akibat kepengurusan Djohar Arifin Husin.

"Soal Persija, kami akan kembalikan sesuai semula, menyerahkan pada kubu yang paling berhak. Persija yang ada Bambang Pamungkas, itu yang seharusnya diakui, bukan yang lain. Adanya pengakuan Persija lain tentu mencederai seluruh warga Jakarta. Kedepan, kami akan kembalikan kepada yang berhak," ujar Hardi.

Hardi menambahkan, kerangka berpikir KPSI saat ini adalah mengacu pada amanat Kongres PSSI Bali, dan akan membuat seluruhnya dikembalikan pada aturan. "Start awal adalah Kongres di Bali. Saat itu sudah jelas klubnya mana saja. Termasuk Persija yang mana yang ikut dalam kongres itu," tutupnya.

Perpecahan di tubuh Macan Kemayoran dipicu oleh dualisme kepemilikan yang muncul saat pendaftaran peserta liga level satu yang digelar PSSI beberapa waktu lalu. Saat itu ada dua kubu yang mengklaim sebagai pengelola sah Macan Kemayoran. Masing-masing adalah PT Persija Jaya Jakarta dan PT Persija Jaya. Belakangan PSSI memenangkan PT Persija Jaya.

PT Persija Jaya lalu membentuk tim yang berlaga di IPL. Sedangkan tim yang dikelola PT Persija Jaya Jakarta tetap dihuni sebagian besar pemain yang musim lalu memperkuat Persija, ikonnya Bambang Pamungkas. Dukungan fans Persija yang akrab disebut The Jakmania juga mengalir kepada tim ini. Dualisme kepemilikan ini kini bahkan sudah merambah ke ranah hukum.

Vivanews.com

-----------------------------------------------------------------
This Blog is @2008-2011 MULTI ETNIS Outlet Production

jakmania-utankayu.blogspot.com
Persija ampe mati..
-----------------------------------------------------------------