Anggaran untuk PSSI melaksanakan kegiatan mereka tahun ini mengalami kenaikan. Peningkatan dana itu mencapai 33,3%. PSSI pun membutuhkan anggaran Rp90 miliar untuk menyelesaikan semua agenda pada 2011.
PSSI membutuhkan anggaran lebih besar untuk menyelesaikan program tim nasional (timnas) dan kompetisi. Tahun ini PSSI juga harus melakukan proses suksesi kepengurusan setelah masa kerja pengurus sekarang sudah habis.
Hasil Kongres Tahunan PSSI di Bali yang berakhir kemarin memutuskan proses pemilihan ketua umum baru akan digelar pada 19 Maret. Agenda ini akan dilaksanakan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Agenda tersebut dipercepat lantaran status kekuasaan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid akan berakhir pada April. Bahkan, Nurdin juga disebutkan sudah mulai menggalang suara dukungan anggota.
Selain status organisasi, PSSI juga harus mengikuti tiga agenda. Timnas senior dan U- 23 harus bertarung di Pra-Olimpiade 2012, Pra-Piala Dunia 2014, dan SEA Games (SEAG) 2011. Selain itu, anggaran besar juga dibutuhkan untuk memutar kompetisi, mulai dari Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama 2010/2011, hingga level di bawahnya. Kompetisi untuk level kelompok usia juga digelar.
Bendahara PSSI Akhsanul Qosasih mengungkapkan, PSSI membutuhkan anggaran Rp90 miliar untuk menyelesaikan semua agenda tahun ini.
”Tahun ini terjadi kenaikan anggaran. Total dana yang dibutuhkan Rp90 miliar,” tutur Akhsanul. ”Dana itu untuk membiayai program dan organisasi PSSI. Penyelenggaraan organisasi seperti kongres dan lainnya membutuhkan dana Rp 12 miliar,” lanjut pria yang juga politisi dari Partai Demokrat itu.
Anggaran PSSI tersebut memang naik 33,3% atau Rp30 miliar dari tahun sebelumnya. PSSI mengalokasikan anggaran untuk timnas sebesar Rp25 miliar. Sebab, PSSI harus menghidupi sembilan timnas.
Skuad Merah Putih yang butuh pembiayaan mulai dari level senior, U-23, U-21, U-19, hingga U-14. PSSI juga harus memberikan dana untuk timnas futsal dan wanita. Namun pembiayaan tersebut tahun ini dapat bantuan. Pada 2011, timnas akan mendapatkan subsidi APBN senilai Rp50 miliar. Total APBN tersebut untuk membiayai training camp (TC) dan uji coba timnas untuk event Pra-Olimpiade, Pra-Piala Dunia, dan SEAG. Agenda persiapan timnas U-23 untuk Pra-Olimpiade akan dimulai hari ini dengan jumlah amunisi 25 pemain.
”Tahun lalu kami menghabiskan anggaran Rp50 miliar sampai Rp60 miliar. Anggaran kami tahun ini naik karena faktor tuan rumah SEAG. Alokasi dana timnas hanya Rp25 miliar karena kami mendapatkan subsidi APBN. Yang jelas, pembiayaan organisasi diambilkan dari dana internal PSSI,” tutur Akhsanul.
Untuk memutar dua kompetisi, ISL dan Divisi Utama, PSSI menyediakan anggaran Rp30 miliar sampai Rp35 miliar. Sebelumnya sponsor utama ISL 2010/2011, yakni PT Djarum sudah menginvestasikan anggaran Rp40 miliar. Subsidi tersebut naik Rp2,5 miliar dari musim sebelumnya. Divisi Utama juga mendapatkan suntikan anggaran Rp7 miliar. Akhsanul menambahkan, beban kompetisi profesional ditopang sponsorship.
PSSI menekan anggaran untuk kompetisi amatir lantaran dana kompetisi dibebankan kepada klub. Mereka hanya menyiapkan perangkat pertandingan seperti wasit.
”Dana kompetisi terbesar dikeluarkan hanya untuk kompetisi profesional. Untuk pembiayaan liga amatir, seperti Divisi III, II, dan I dibebankan kepada klub. Saat ini PSSI hanya menyediakan perangkat pertandingannya. Semua beban pembiayaan sudah disusun sesuai kebutuhan,” lanjutnya.
Sementara itu, Nurdin mengatakan proyeksi pembiayaan PSSI tahun ini sudah mendapatkan persetujuan anggota pemilik suara. Sikap absolut juga diklaim diperlihatkan saat PSSI menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan tahun sebelumnya. Sebab, total pembiayaan yang dikeluarkan mulai membuahkan hasil di Piala AFF 2010. Timnas mengakhiri turnamen dua tahunan ini sebagai runner-up, efek kalah agregat 2-4 dari Malaysia.
”Pengurus dan anggota sudah kompak dan memiliki pandangan sama. Mereka menerima laporan tahun lalu secara aklamasi, termasuk proyeksi pembiayaan 2011,” pungkas Nurdin.
PSSI membutuhkan anggaran lebih besar untuk menyelesaikan program tim nasional (timnas) dan kompetisi. Tahun ini PSSI juga harus melakukan proses suksesi kepengurusan setelah masa kerja pengurus sekarang sudah habis.
Hasil Kongres Tahunan PSSI di Bali yang berakhir kemarin memutuskan proses pemilihan ketua umum baru akan digelar pada 19 Maret. Agenda ini akan dilaksanakan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Agenda tersebut dipercepat lantaran status kekuasaan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid akan berakhir pada April. Bahkan, Nurdin juga disebutkan sudah mulai menggalang suara dukungan anggota.
Selain status organisasi, PSSI juga harus mengikuti tiga agenda. Timnas senior dan U- 23 harus bertarung di Pra-Olimpiade 2012, Pra-Piala Dunia 2014, dan SEA Games (SEAG) 2011. Selain itu, anggaran besar juga dibutuhkan untuk memutar kompetisi, mulai dari Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama 2010/2011, hingga level di bawahnya. Kompetisi untuk level kelompok usia juga digelar.
Bendahara PSSI Akhsanul Qosasih mengungkapkan, PSSI membutuhkan anggaran Rp90 miliar untuk menyelesaikan semua agenda tahun ini.
”Tahun ini terjadi kenaikan anggaran. Total dana yang dibutuhkan Rp90 miliar,” tutur Akhsanul. ”Dana itu untuk membiayai program dan organisasi PSSI. Penyelenggaraan organisasi seperti kongres dan lainnya membutuhkan dana Rp 12 miliar,” lanjut pria yang juga politisi dari Partai Demokrat itu.
Anggaran PSSI tersebut memang naik 33,3% atau Rp30 miliar dari tahun sebelumnya. PSSI mengalokasikan anggaran untuk timnas sebesar Rp25 miliar. Sebab, PSSI harus menghidupi sembilan timnas.
Skuad Merah Putih yang butuh pembiayaan mulai dari level senior, U-23, U-21, U-19, hingga U-14. PSSI juga harus memberikan dana untuk timnas futsal dan wanita. Namun pembiayaan tersebut tahun ini dapat bantuan. Pada 2011, timnas akan mendapatkan subsidi APBN senilai Rp50 miliar. Total APBN tersebut untuk membiayai training camp (TC) dan uji coba timnas untuk event Pra-Olimpiade, Pra-Piala Dunia, dan SEAG. Agenda persiapan timnas U-23 untuk Pra-Olimpiade akan dimulai hari ini dengan jumlah amunisi 25 pemain.
”Tahun lalu kami menghabiskan anggaran Rp50 miliar sampai Rp60 miliar. Anggaran kami tahun ini naik karena faktor tuan rumah SEAG. Alokasi dana timnas hanya Rp25 miliar karena kami mendapatkan subsidi APBN. Yang jelas, pembiayaan organisasi diambilkan dari dana internal PSSI,” tutur Akhsanul.
Untuk memutar dua kompetisi, ISL dan Divisi Utama, PSSI menyediakan anggaran Rp30 miliar sampai Rp35 miliar. Sebelumnya sponsor utama ISL 2010/2011, yakni PT Djarum sudah menginvestasikan anggaran Rp40 miliar. Subsidi tersebut naik Rp2,5 miliar dari musim sebelumnya. Divisi Utama juga mendapatkan suntikan anggaran Rp7 miliar. Akhsanul menambahkan, beban kompetisi profesional ditopang sponsorship.
PSSI menekan anggaran untuk kompetisi amatir lantaran dana kompetisi dibebankan kepada klub. Mereka hanya menyiapkan perangkat pertandingan seperti wasit.
”Dana kompetisi terbesar dikeluarkan hanya untuk kompetisi profesional. Untuk pembiayaan liga amatir, seperti Divisi III, II, dan I dibebankan kepada klub. Saat ini PSSI hanya menyediakan perangkat pertandingannya. Semua beban pembiayaan sudah disusun sesuai kebutuhan,” lanjutnya.
Sementara itu, Nurdin mengatakan proyeksi pembiayaan PSSI tahun ini sudah mendapatkan persetujuan anggota pemilik suara. Sikap absolut juga diklaim diperlihatkan saat PSSI menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan tahun sebelumnya. Sebab, total pembiayaan yang dikeluarkan mulai membuahkan hasil di Piala AFF 2010. Timnas mengakhiri turnamen dua tahunan ini sebagai runner-up, efek kalah agregat 2-4 dari Malaysia.
”Pengurus dan anggota sudah kompak dan memiliki pandangan sama. Mereka menerima laporan tahun lalu secara aklamasi, termasuk proyeksi pembiayaan 2011,” pungkas Nurdin.
No comments:
Post a Comment